seorang dukun Indian tua yang terkenal
sangat sukses. Seperti Anda tahu, tugas
utama dukun Indian adalah melakukan
tarian memanggil hujan. Tidak setiap
kali dukun Indian menari akan terjadi
hujan, makanya tingkat keberhasilan
dukun Indian diukur dari berapa kali
hujan terjadi dibanding berapa kali dia
menari.
Nah, dukun Indian kita ini tingkat
keberhasilannya mencapai 100%. Setiap
kali dia menari, pasti terjadi hujan.
Sementara tingkat keberhasilan dukun
Indian lain, rata2 hanya 50% – 60%.
Berita kehebatan sang dukun tua tadi
sampai ke telinga seorang dukun muda
yang sangat berbakat. Dukun muda ini
penasaran karena tingkat keberhasilannya
baru 70%. Jadi rata2 dari 10 kali dia
menari, tujuh kali berhasil terjadi
hujan. Penasaran, dukun muda ini pun
memutuskan untuk “apprentice“ kepada
dukun tua.
Dipelajarinya setiap langkah, gerak, dan
mantra yang diucapkan si dukun tua.
Dukun muda pun melakukan duplikasi.
Bahkan tidak berani ATM – Amati Tiru
Modifikasi, tapi ATP - Amati Tiru
Persis. Hingga dukun muda pun puas
karena sudah bisa menduplikasi tarian
pemanggil hujan milik dukun tua. Dukun
muda pun kembali ke kampung nya.
Namun, setelah menerapkan seluruh ilmu
dukun tua, ternyata tingkat
keberhasilannya hanya naik sedikit
menjadi 75% masih jauh dari 100%. Dukun
muda pun kembali ke kampung dukun tua
untuk protes, karena pasti masih ada
rahasia yang disembunyikan. Dukun muda
pun mendemonstrasikan tarian nya di
depan dukun tua.
Dukun tua setelah mengamati mengkonfirm
bahwa tarian dan mantra2 dukun muda
sudah betul dan tidak ada yg salah.
Dukun muda pun semakin bingung, apa
perbedaan antara dia dan dukun tua.
Dukun muda pun pamit pulang. Sesaat
sebelum dukun muda meninggalkan tenda,
dengan mengisap pipa rokoknya dukun tua
berkata: “Oh ya, sudahkah aku katakan,
bahwa setiap aku menari, aku tidak
pernah berhenti hingga hujan datang?“
Ya. Tidak pernah berhenti! Itulah
perbedaan antara sang dukun yang sukses
100% dengan yang lain.
3.06.2008
Kisah Dukun yang Tak Mengenal Gagal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar